Entitas Binaan Siap Lanjutkan Program USAID CCBO di Makassar

Makassar (YLM) – Sebanyak delapan entitas binaan USAID (Clean Cities Blue Ocean) berkomitmen siap melanjutkan Program yang dibawakan oleh USAID CCBO di Kota Makassar, usai didampingi dua tahun terakhir.

“Kami akan tetap melanjutkan tujuan dari USAID CCBO yang mengharapkan semakin sedikit sampah yang dibuang ke laut,” kata Direktur TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) Pulau Barrang Lompo Rais saat menghadiri giat  apresiasi Kompetisi Losari (Lomba Kelola Sampah Lestari) di Makassar, Selasa.

Kompetisi Losari yang digelar, sekaligus menjadi penanda berakhirnya program pendampingan USAID CCBO terhadap pengelolaan sampah selama dua tahun di Kota Makassar.

Program USAID CCBO telah hadir di Kota Makassar dengan menggandeng Waste 4 Change dan Yayasan Lestari Mulia (YLM) dalam memberikan pendampingan kepada delapan entitas binaan, terdiri dari enam bank sampah dan dua TPS 3R.

TPS 3R Barrang Lompo menjadi salah satu entitas binaan yang saat ini telah melakukan pengelolaan sampah. Upaya ini diakui tidak mudah, namun pendampingan USAID selama ini menjadi pase bagi masyarakat setempat terhadap sistem persampahan di pulau yang menghasilkan sampah sekitar 1 ton per hari.

“Sekarang kita sudah berhasil menjual sampah dari pulau ke Bank Sampah Pusat (BSP). Meski program ini berakhir tetapi sebenarnya ini awal bagi kami untuk bisa meningkatkan pengelolaan sampah di Pulau Barrang Lompo,” tambah Lurah Barrang Lompo Kurniati.

Foto Bersama Direktur USAID Indonesia dengan Pengurus BSU Alburya
Foto Bersama Direktur USAID Indonesia dengan Pengurus BSU Albury

Selain pihak Barrang Lompo, Nurleyla selaku Ketua Bank Sampah Unit (BSU) Al Bury memastikan bahwa dirinya bersama pengurus lainnya akan tetap melanjutkan  pengelolaan sampah dari rumah tangga yang saat ini sedang berlangsung di wilayahnya.

Alasannya, kata dia, karena dipicu banyak warga yang telah merasakan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah.

“Selain lingkungan kami bersih, sudah banyak warga kami yang memanfaatkan sampah sebagai kantong rezeki lain dan membantu perekonomian keluarga. Ini hal baik yang harus diteruskan,” ujar Leyla yang juga menjadi pemenang Kompetisi Losari.

Berdasarkan data yang dihimpun pihak USAID CCBO, program ini telah berhasil mereduksi 1.561 ton sampah plastik dari pencemaran lingkungan, memulihkan dan mengalikan 597 ton material dari pembuangan, serta mengumpulkan 3.582 ton sampah, baik yang terpulihkan maupun tidak.

Pembinaan program persampahan ini juga hadir untuk meningkatkan pengetahuan serta pemberdayaan masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah di Kota Makassar. Seperti melatih 503 orang dalam berbagai topik termasuk 3R/pengelolaan sampah, K3, serta inklusivitas gender

Termasuk meningkatkan kapasitas 8 TPS3R/Bank Sampah melalui bantuan teknis dan hibah.

Penyerahan Laporan Rencana Induk Pengelolaan Persampahan Kota Makassar 2024-2033
Penyerahan Laporan Rencana Induk Pengelolaan Persampahan Kota Makassar 2024-2033 oleh Direktur USAID Indonesia.

Program ini juga mendukung dua kebijakan publik yaitu rencana induk pengelolaan sampah dan pembentukan tim penilai indek kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto turut mengapresiasi USAID CCBO yang membantu Pemkot Makassar dalam mengatasi sampah.

Danny sapaan Moh Ramdhan Pomanto mengungkapkan keinginannya untuk menata ulang manajemen persampahan Kota Makassar.

“Retribusi sampah untuk kategori bisnis dan industri harus mendapat intervensi karena potensinya cukup besar dibandingkan sampah kategori rumah tangga,” kata dia.

Oleh karena itu, Danny mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menyadarkan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya dan berani memilah sampahnya untuk diolah.

Dia berharap kerja sama dengan USAID terus berlanjut demi mewujudkan Makassar yang bersih dan Low Carbon City di masa depan.

Penulis: Nur Suhra Wardyah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *